Sambas- Museum merupakan salah satu wadah yang didirikan dalam rangka
mengenang, melestarikan dan menghidupkan kembali sejarah-sejarah dan
kebudayaan-kebudayaan yang berkembang dikalangan masyarakat. Museum
Daerah Sambas yang terletak di Jalan Merdeka tepatnya di Desa Lorong,
kecamatan Sambas kabupaten Sambas saat ini masih minim peminatnya.
Rabu (16/11), Mahasiswa Institut Agama Islam (IAI) Sultan Muhammad
Syafiudin Sambas dari Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
berbondong-bondong mengunjungi Museum Daerah didampingi dosen
pembimbing, Nurfitriansyah.
Kunjungan kali ini untuk melatih
mereka dalam berwawancara agar ketika telah terjun ke lapangan, mereka
tidak lagi canggung dan faham tata krama dalam bertanya.
Masuk
lagi ke dalam museum, kita akan disuguhi aneka benda-benda bersejarah
yang telah ada sejak Dinasti Ming abad ke-13. Awalnya Museum Daerah ini
adalah Rumah Dinas (Rudin) Eks Bupati Sambas. Berkat inisiatif dari
Ketua Majelis Cik-Cik Periok Mul'am Khusairi, Rumah Dinas Eks Bupati
disulap menjadi Museum Daerah. Sebelum menjadi Rumah Dinas Bupati,
bangunan terdsebut adalah markas administrasi pemerintahan Belanda.
"Dulunya ini adalah markas administrasi pemerintahan Belanda sekitar
tahun 1346 M, dan baru dialih fungsikan menjadi Museum Daerah tahun
2014", ujar pak Andi selaku pengurus Museum Daerah.
Berbagai
macam koleksi yang terdapat di Museum Daerah seperti kain tenun, uang,
keramik, tempayan, keris, meriam, setrika dan koleksi lainnya merupakan
hibah dari para pengumpul. Dalam upaya pengembangan Museum Daerah yang
merupakan bentuk peninggalan sejarah rakyat Sambas terdahulu pak Andi
menyarankan perlu adanya upaya mengenalkan dan mempromosikan keberadaan
museum sebagai cagar budaya agar perkembangannya terus meningkat dari
waktu ke waktu.
0 komentar:
Posting Komentar